8

 

PART 8 THE PET

Pagi telah tiba, aku membuka mataku. Alangkah kagetnya aku ternyata disebelahku bukan aldi. Melainkan 3 bapak2 biadab itu. Sejak kapan mereka tidur disini, seranjang denganku? Pak faisol dan pak rahmat ada di samping kanan kiri ku. Tangan mereka memelukku, ada yg di perut, dan di dada. Sementara pak sugeng tidur di atas pahaku. Kenapa aku tidak terasa apapun ketika mereka menggantikan posisi aldi. Sepulas itu kah tidurku? Sampai2 aku tidak merasakan apapun. Aku mencoba mengangkat tangan pak faisol dan pak rahmat yg ada di perut dan dadaku. “eh putri, udah bangun?”. Tak kusangka, usahaku memindahkan tangan pak faisol malah membangunkannya. SIAL. Disusul lah pak sugeng dan pak rahmat, sambil meregangkan otot mereka dan menguap. “HOAAAAAAAM, hai cantiik udah bangun ya?” kata pak rahmat.

 Tanpa ba bi bu pak rahmat menciumku. WHAT? Mulut bapak2 baru bangun tidur, belum sikat gigi, main cium aja. Bau mulut bapak2 ini amat sangat menyengat hidung. Apalagi ketika mereka mulai mendekatkan wajah mereka ke wajahku. “weee bangun2 udah nyosor aja” sahut pak faisol. Dan pak sugeng, tidak melontarkan kata2 apa pun, tp tangannya langsung bergerilya kedalam rokku. Mulai meraba2 pahaku. Mengelus2 pahaku dengan lembut, semakin naik semakin naik akhirnya menyentuh alat kelamin ku. Pak faisol yg tidak dapat jatah bibir dan vaginaku, dia meremas susuku.

 Menciumi lengan sekalku. Menarik turun daster ku sehingga salah 1 susuku mencuat terpampang jelas. Pak faisol langsung sarapan susu di pagi itu. Dia mengenyot susuku yg sudah terlihat, dan meremas susuku yg masih tertutup kain daster. Menghisap-hisap putingku , kadang menggigit-gigit kecil putingku. Dia jilati sekujur payudaraku. Mulai dari melingkari sekitar puting hingga akhirnya memainkan lidahnya di putingku. mendapat serangan mendadak seperti itu, aku merem melek. Konsentrasiku hilang, aku sampai tidak bisa membalas ciuman pak rahmat, mulutku hanya setengah menganga menahan rangsangan demi rangsangan yg mereka berikan secara bersamaan.

 

Saat mulutku menganga justru pak rahmat memanfaatkan momen ini dengan baik. Dia masukkan lidahnya, menjilat-jilati lidah ku. Bahkan dia mengumpulkan ludahnya di mulutnya kemudian mengeluarkan ludahnya ke mulutku. Apalagi yg bisa kulakukan selain menelan ludah pak rahmat. Glek glek glek pertama kalinya ketika bangun tidur yg aku minum adalah ludah orang lain. Pak sugeng yg bermain di area bawahku, dia memasukkan kepalanya kedalam rokku. Menjilat-jilati meki ku yg dari tadi sudah becek gara2 rangsangan mereka. Jilatan dimemek, french kiss, dan hisapan di puting secara bersamaan ini tak bisa ku tahan lagi. Aku ingin keluar. 

Badan ku bergetar secara otomatis menandakan akan keluarnya cairan kenikmatan dari lubang idaman para lelaki. Tapi....mereka ber 3 menarik mundur serangan mereka. Serentak mereka berhenti menggarapku. “hah....kenapa pak?” tanyaku. Meskipun aku tau aku sedang di perkosa, dan hubungan badan ini terjadi bukan karena cinta melainkan paksaan, tapi apa daya, kenikmatan yg sudah diujung tanduk ini mereka hilangkan. “hahaha bingung dia” kata salah 1 bapak2 aku tidak tahu siapa. “pak saya udh mau keluar, ayo lanjutin”. Mereka diam sambil menahan tawa di bibirnya.

 Spontan aku gerakkan tanganku menuju vaginaku, ingin ku keluarkan sendiri saja cairanku ini. srek srek, pak faisol dan pak rahmat meraih tanganku, memegangi nya dan mencegahku untuk masturbasi. “pak kenapa?”. Mereka tidak menjawab, malah mereka yg awalnya memiliki jatah sendiri dengan tubuhku. Sekarang mereka meraba setiap centi bagian tubuhku secara bergantian, tak beraturan. Mereka ber 3 menciumku bergiliran. Meremas2 susuku, meraba pahaku, perutku, tanganku, semua mereka cium dan raba bergantian. Tapi....mereka tidak menyentuh selangkanganku sama sekali. Kenapa? Padahal aku sedang ingin sekali ‘dienakin’ diselangkanganku. Setelah sekitar 15 menit mereka bergantian menciumku dan meremas susuku. Sekarang mereka bergantian memasukkan jarinya ke memekku “AAAAAHHHH...HMMMMMSSHHH PAK, TERUS”. 

Mereka menambah sensasi ini, jari telunjuk pak faisol, pak rahmat, dan pak sugeng dimasukkan ke mekiku bersamaan. Masing2 telunjuk dari pria ini sekarang terbenam di dalam memekku. “AAAHHHHHHHHH....” mulutku terus saja mendesah. Memang enak, mau gimana lagi. Mereka terus memaju mundurkan jari mereka, mengocok memekku terus menerus, aku bergetar lagi. Pinggulku terangkat otomatis. Memberikan pertanda pada mereka aku akan keluar. Mereka mencabut jari mereka bersamaan. Jari mereka basah, sekarang mereka memasukkan jari basah yg terkena air becekku ke mulutku ber gantian. Aku jilati jari mereka sampai bersih. “ayo lagi pak, tanggung nih”. Mereka menahan tawa lagi. Sebenarnya apa rencana mereka. Mereka menciumi ku lagi, meremas2 susuku lagi bergantian seperti tadi. Aku mulai merasa kesal disini. 

Kenapa aku selalu di buat tanggung seperti ini. aku dorong pak rahmat yg sedang menciumku. “UDAH LAH PAK LANGSUNG AJA MASUKIN KONTOLNYA BURUAN AH”. Mereka tertawa. “HAHAHAHA udah sange banget nih cewek. Ayolah hajar”. “sapa dulu nih?” tanya pak sugeng. “aku dulu lah, selaku tuan rumah” sahut pak faisol tak ingin memberikan wewenangnya sebagai tuan rumah. Pak faisol langsung menghujam memekku dengan kontolnya. Dengan sekali dorong langsung bleeeeesssss. 

Masuklah seluruh batang laknat itu. Dia hanya membenamkan batang itu tanpa menggoyang2kannya. Gimana aku mau kelar kalo gini. Aku berinisiatif aku yg goyang disini. Aku menggerak2kan pinggulku. Seet pakfaisol memegangi pinggulku, aku tak diijinkan bergerak. Atau lebih tepatnya aku tak di ijinkan orgasme disini. Pak sugeng tak inginkalah, dia membuka celananya. Memasukkan kontolnya ke mulutku, karena aku sudah tau harus ngapain. Aku jilat kontolnya, lubang kencingnya, sambil tangan kananku mengocok2nya. “mbak kontol saya masih nganggur lhoh, kocokin dong” pinta pak rahmat. Aku turuti saja kemauan dia, aku raih kontolnya dengan tangan kiriku.





Sekarang semua anggota tubuhku sibuk menyenangkan kontol mereka. Beberapa saat kemudian aku mulai merasa pak faisol mulai menggerak2kan pinggulnya dengan kondisi kontolnya berada di dalam memekku. Aaah ini yg aku inginkan. Aku terus mendesah dengan kontol pak sugeng di dalam mulutku. Posisi seperti itu teruuus berlanjut sampai akhirnya, lagi dan lagi ketika aku memberikan pertanda akan orgasme, mereka mencabut menghentikan rangsangan yg di berikan. Disini aku mulai naik darah “NGAPAIN BERENTI SI PAK? INI ADA APA SEBENERNYA? KNP GA DI TERUSIN?”. Mereka semua tertawa. Pak faisol mulai menjelaskan.

F : “jadi gini mbak, mbak mau kontol?”

P : .....

S : “ayo jawab mbak cantik”

P : “I-IYA PAK, MAU....AYO LAGI”

R : “hohoho ga semudah itu mbak”

F : “hahaha iya, kalo mbak mau kontol. Mbak turutin kemauan kita dulu”

P : “maksudnya gimana pak? Saya harus ngapain?”

F : “mbak jadi peliharaan kita dulu”

P : “maksudnyaa????”

F : “Sebentar” (pak faisol mengambil sesuatu dari lemari) “mbak pake ini, dan mbak pura2 jadi anjing kita2 yg bebas kita elus2 dimana aja, mbak jalan merangkak persis kaya anjing...gmn? paham? Kalo ga nurut sih ya gapapa, tapi tau kan akibatnya?”

P : (aaah sial, mereka berulah lagi, daripada aku harus disiksa, aku turuti saja kemauan mereka, toh Cuma jalan merangkak, apalagi aku masih kondisi kentang gini, masih pengen banget ngerasain orgasme) “yaudah ayo pak”

Pak faisol mulai memasangkan kalung hitam besar di leherku lengkap dengan tali rantai. Kemudian dia menarikku. “ayo sini turun dari kasur” kata pak faisol. Aku berjalan merangkak menuruni kasur. Terasa cairan dari memekku amat sangat becek sampai terasa menetes menuruni pahaku. “masa anjing kaya gini, melet2 dong cantik” kata pak rahmat. Sekarang aku persis seperti anjing peliharaan mereka. Anjing cantik, putih, dan moleh yg mengenakan daster tanpa dalaman. Merangkak dan melet2 persis seperti anjing mereka. “ayo jalan doggy”. Pak faisol menarik rantainya. Aku berjalan mengikuti pak faisol, persis seperti anjing yg diajak jalan majikannya. “coba kamu bisa ga manja2 ke tuannya seperti anjing?”. Aku berusaha mengingat2 bagaimana anjing yg sedang manja. Baiklah. Aku melet2 sambil tersenyum, mengangkat kaki depanku dan menempel2kan badanku ke kaki tuanku. Pak faisol duduk, mengelus2 punggungku selayaknya majikan dngan hewan peliharaannya. Aku menjilat2 pipi pak faisol. “waaah pinter juga ni cewek, udah kaya anjing beneran hahaha” tawa pak sugeng di ikuti pak rahmat. Tapi....anjing mana yang ketika menjilat majikannya, tp malah majikannya balas menjilat anjingnya. “sini doggy sini sini sini” teriak pak sugeng dari belakang. Aku berlari ke arahnya, tentu saja dengan 4 kaki. Sekarang gantian aku menjilati pipi pak sugeng dan persis, pak sugeng juga membalas jilatanku. Sementara pak rahmat masih terheran-heran “cok, mimpi apa aku bisa ngrasain beginian, dapet cewek cakep, semok, mulus, nurut aja lagi disuruh beginian, ngaceng aku”. Kemudian pak rahmat menampak pantatku. Dan meremas susuku gemas. Setelah itu pak faisol menunjukkan HPnya padaku. Di hpnya terlihat video instagram tentang anjing yg telentang meminta perutnya di elus2. “bisa ginikan? Ayo coba”. Aku telentang, menekuk tanganku dan kakiku seperti anjing ketika minta cuddle di perut. Dengan adegan seperti ini, tentu saja rokku tidak beraturan, dan lubang senggama ku baik depan dan belakang terlihat jelas.

Mereka mengelus2 perutku bergantian. Tentu saja tidak hanya perutku, susuku mereka remas bergantian. Aku masih berakting sebagai anjing yg seolah2 senag dengan sentuhan2 mereka. Aku masih melet2 sambil senyum. “kok anjingnya ga gonggong sih dari tadi?” tanya pak rahmat. “GUK GUK GUK”. Sahutku menirukan anjing. “hahahaha aduuh suaranya imut banget dah” komentar pak sugeng. Belum selesai sampai disitu permainan anjing2an ini. “putri laper? Mau makan?” tanya pak faisol. Aku hanya terseyum dengan melet2, sambil berganti posisi duduk jongkok dengan tanganku di lantai. “NIH” pak faisol mengambil daging ayam goreng yg sudah di potong2 kecil2. Melemparkannya ke lantai. HAA? Harus banget nih aku makan juga kaya anjing? Aku mlongo, sejenak aku menjadi manusia. “AYO MAKAN” bentak pak faisol sambil menarik rantai yg terikat di leherku. Awww aku tercekik, sakit banget. Aku turuti kemauan mereka, aku memakn daging ayam itu di lantai, tanpa tangan, langsung dengan mulut. Posisi nungging ketika aku makan ini memperlihatkan bokong semokku dengan sempurna kepada pak rahmat yg ada di belakangku. Dia meremas pantat ku seperti gemas sekali. Selesai dengan adegan makan. Pak faisol memberikan minum yg sudah ditaruh di mangkok. Aku minum lah air itu masih dengna posisi nungging seperti anjing. Selesai dengan adegan ini, pak faisol menyeret ku pertanda mengajakku jalan2 keluar rumah. “pak jangan keluar dong pak, disini aja pak”. CTAAASSSS pak rahmat mencambuk pantat sekalku dengan sabuknya. Aduuh. “kalo jadi anjing ya jadi anjing, yg nurut sama majikan, ga usah protes” kata pak rahmat. Baiklah...kemauan aneh dari bapak2 ini memang menyebalkan. 

Mau tidak mau harus aku turuti atau aku disiksa lagi habis2an seperti kemarin. aku berjalan ke pintu belakang, menuju keluar mengikuti majikanku, pak faisol. berjalan diluar dengan bertumpu kepada lutut dan tanganku tanpa alas sangat menyiksa. Untung saja halaman belakang ini hanya tanah liat, bukan jalanan yg dipenuhi kerikil. Bisa2 berdarah semua tangan dan lututku. Sampai lah di luar. Pak faisol membuka celananya, kemudian celana dalamnya. Menggulung celana dalamnya membentuk bola. “tau kan kalo anjing suka main lempar tangkep? Nih ambil” pak faisol melempar sempaknya. Aku berlari merangkak mnuju sempak itu. Aku gigit sempak kotor itu dan segera berlari menuju sang majikan. Aku taruh sempaknya di hadapannya dan melet2 seolah2 ingin lagi. “EH, aku juga pengen nyobain dong” kata pak sugeng, sambil ikutan membuka celananya, dan menggulung sempaknya menjadi bola. Kemudian melemparnya lagi. Aku ambil sempak itu dengan mulutku. Dan mengembalikannya lagi. 

Disusul pak rahmat yg juga ikut2an melempar sempaknya. Selesai dengan permainan lempar tangkap ini, aku disuruh pipis di pohon. “aku pengen liat kalo kamu pipis gimana, coba pipis di pohon sana cepet”. Aduuuh ada2 aja, tp permintaan mereka juga pas banget aku lagi kebelet. Aku berlari ke arah pohon. Aku angkat 1 kaki ku. Ke 3 orang tua itu berjajar di sebelahku ingin melihat aku kencing dengan gaya anjing tapi masih mengenakan daster. Mereka ambil posisi, mencari angle terbaik untuk melihat adegan ini. CUUUUUURRRRR keluarlah air kuning dari kelaminku. Kucuran air kencing dan cipratan nya mengenai dasterku dan pahaku juga kakiku. Semua basah terkena air kencing ku. “WAAAAAAAAAAAAAW” mereka ber 3 mlongo melihatku melakukan aksi itu. 

Kemudian pak faisol mmberi insturksi untuk segera menyudahi permainan anjing2an ini. “sudah2 cukup, sanget banget cok liat dia kaya gitu”. Dan pak faisolpun menggiringku dan 2 bapak lain menuju sungai untuk membersihkan diri dari kucuran air kencing itu. Sudah bisa di ramal, di sungai pasti tidak hanya membersihkan noda air kencing. Bisa di pastikan aku akan diharuska melayani nafsu bejat mereka ber 3 sekaligus.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar