Aku mengungkapkan semua kekesalanku kepada perempuan yang aku lihat duduk telanjang di lantai menghadap cermin, dengan badannya yang bau keringat, payudara dan dadanya penuh dengan bekas cupangan yang mewarnai kulit putih mulusnya, rambut nya yang biasa rapi dan wangi kini berantakan dan lepek dengan bau keringat seperti habis berolahraga seharian.
Entah kenapa aku merasa kedutan di kemaluanku semakin hebat. Semakin aku mencaci maki diriku di cermin semakin hebat gejolak birahi di dalam diriku. Aku pun mengangkang lebar di depan cermin lemari bajuku.
“Lihat tuh badan lu, badan yang selama ini lo rawat, dengan berbagai macam lotion dan sabun impor, ujung2nya untuk dinikmati sama seorang tukang bangunan, yang bahkan sehabis make badan lo lngsung kabur gitu aja. Emank dasar lo cocoknya jadi tampungan sperma tukang bangunan kayak pak Tarjo!!” makiku kepada cerminan diriku sendiri di cermin
Aku mulai mengelus klirotisku dengan tangan kananku dan mencolok-colok liang kewanitaanku dalam-dalam dengan kedua jari tengah2 dan manisku. Meremas2 payudara kecil ku dan mencubit2 puting ku dengan tangan kiriku. Entah kenapa aku membayangkan adegan pergumulan ku dengan pak Tarjo tadi. Rasanya aku ingin memutar waktu dan ingin disetubuhi pak Tarjo lagi. Aku ingin bergumul dengan pak Tarjo lebih liar lagi. Aku ingin melihat tubuh perempuan di cermin ini melayani nafsu pak Tarjo lebih liar.

“Dasar perempuan murahan lo Felicia!! Lo tadi ngintip kontol pak Tarjo kan?! Pengen di entot lagi kan am tuh kontol?! Dasar lonte lo!!” entah dari mana aku tau kata2 itu. Aku termasuk orang yang tidak pernah berkata kasar atau pun jorok. Mungkin karena aku sering mendengar anak-anak di kelas ku bercanda dengan kata2 itu. Tapi aku tidak pernah mengeluarkan kata2 kasar dan jorok seperti itu seumur hidupku. Dan memang benar tadi Aku sempat melirik penis nya yang masih basah dengan liur ku sebelum pak Tarjo membenarkan celananya. Jujur aku masih ingin terus merasakan penis pak Tarjo di dalam tubuhku.
Aku terus menyetubuhi diriku sendiri dengan kedua jari ku. Aku semakin jijik dan merasa hina dengan tubuhku sendiri. Dan tidak lama kemudian aku mulai merasa seperti ingin orgasme lagi. Badan ku mulai mengejang dan bersandar ke ranjang dan aku mempercepat gerakan tangan ku.. selang beberapa menit kemudian aku pun mencapai orgasme lagi. Kali ini orgasme ku bahkan sampai membasahi karpet yang sedang aku duduki..
“ughhhh nghh… haahhhhh… hahhh … hahhh …” aku kembali mengatur nafas dan melihat diriku yang mengengkang di depan cermin.
“Lo gak puas kan? Lo masih pengen kontol si pak Tarjo kan? Emank dasar lonte lo Felicia hahaha”
Memang benar apa yang aku katakan pada diriku di cermin. Aku barusan memang mencapai orgasme. Tapi tidak sepuas dan senikmat orgasme pertama ku tadi saat pak Tarjo menggenjot tubuhku dengan penis hitam nya.
“Aku mau dikontolin pak Terjo lagi.. lagi.. lagi dan Lagii!!! ” kata2 ini terus menerus memenuhi pikiranku. Kemudian aku merasa sangat lelah dan aku berbaring di lantai kamar tidur ku. Aku tidak sanggup menggerakkan tubuhku sama sekali. Aku terus membayangkan adegan pergumulan ku dengan pak Tarjo tadi di dalam otak ku. Mungkin aku sudah gila… ya mungkin aku sudah gila.. gila akan SEKS

“Dasar perempuan murahan lo Felicia!! Lo tadi ngintip kontol pak Tarjo kan?! Pengen di entot lagi kan am tuh kontol?! Dasar lonte lo!!” entah dari mana aku tau kata2 itu. Aku termasuk orang yang tidak pernah berkata kasar atau pun jorok. Mungkin karena aku sering mendengar anak-anak di kelas ku bercanda dengan kata2 itu. Tapi aku tidak pernah mengeluarkan kata2 kasar dan jorok seperti itu seumur hidupku. Dan memang benar tadi Aku sempat melirik penis nya yang masih basah dengan liur ku sebelum pak Tarjo membenarkan celananya. Jujur aku masih ingin terus merasakan penis pak Tarjo di dalam tubuhku.
Aku terus menyetubuhi diriku sendiri dengan kedua jari ku. Aku semakin jijik dan merasa hina dengan tubuhku sendiri. Dan tidak lama kemudian aku mulai merasa seperti ingin orgasme lagi. Badan ku mulai mengejang dan bersandar ke ranjang dan aku mempercepat gerakan tangan ku.. selang beberapa menit kemudian aku pun mencapai orgasme lagi. Kali ini orgasme ku bahkan sampai membasahi karpet yang sedang aku duduki..
“ughhhh nghh… haahhhhh… hahhh … hahhh …” aku kembali mengatur nafas dan melihat diriku yang mengengkang di depan cermin.
“Lo gak puas kan? Lo masih pengen kontol si pak Tarjo kan? Emank dasar lonte lo Felicia hahaha”
Memang benar apa yang aku katakan pada diriku di cermin. Aku barusan memang mencapai orgasme. Tapi tidak sepuas dan senikmat orgasme pertama ku tadi saat pak Tarjo menggenjot tubuhku dengan penis hitam nya.
“Aku mau dikontolin pak Terjo lagi.. lagi.. lagi dan Lagii!!! ” kata2 ini terus menerus memenuhi pikiranku. Kemudian aku merasa sangat lelah dan aku berbaring di lantai kamar tidur ku. Aku tidak sanggup menggerakkan tubuhku sama sekali. Aku terus membayangkan adegan pergumulan ku dengan pak Tarjo tadi di dalam otak ku. Mungkin aku sudah gila… ya mungkin aku sudah gila.. gila akan SEKS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar