PART 4 ULTIMATE PLEASURE
Aku tak bisa membalas kata2 pak faisol. Aku terdiam kelelahan, ingin ku tidur sebentar melepas penat setelah persenggamaan itu. Pak Faisol meninggalkan ku sendirian di ruangan belakang bengkel tersebut. Setelah aku lihat kanan kiri, sepertinya ini adalah tempat pak faisol beristirahat. Ada beberapa aksesoris motor bekas di ruangan itu. Waktu sudah menunjukkan pukul 6.
Langit mulai gelap, aku tak mungkin bisa kabur lagi. Kondisi fisikku melemah, kendaraan juga ga ada, kalo aku nekat kabur dengan kondisi dress dengan belahan sepaha tanpa celana, sudah pasti di luar sana akan ada lagi seseorang yang memperkosaku meskipun aku berhijab, tapi, celana dan sempak ku entah ada dimana. Aku merasa gatal di bagian selangkanganku.
Apakah ini gara-gara kuman2 kotor mereka? Tangan mereka, kontol
mereka masih kotor ketika meraba-raba vaginaku tadi. Aku menggosok2 vagina ku.
Aku tidak bisa menahan rasa gatal ini, inginku segera mandi, membasuh vagina
ku, membersihkannya dari kuman-kuman kotor ini. Aku adalah orang yg sangat
bersih, rajin mandi, rajin merawat tubuhku. Ini lah kenapa tubuhku bisa putih
mulus, dan wangi seperti ini.
Di tengah-tengah keheningan
malam ini, aku merenung. Aku sudah tidak perawan lagi. Aku kotor, bagaimana
perasaan keluargaku kalau tau nasibku disini. Bagaimana calon suamiku kelak
kalau tau aku sudah tidak perawan. Dan orang yg merenggut keperawananku adalah
pria tua jelek ini. Aku mengecewakan keluargaku. Kenapa aku tidak bisa
berhati-hati. Semua yang tersisa hanyalah penyesalan. Oh tuhan kenapa aku
bernasib seperti ini, aku rajin ibadah, aurat pun aku tutup, tapi kenapa nasib
seperti ini menimpa ku. Aku berusaha positive thinking, tapi tidak bisa, aku terlalu
kecewa dengan jalan takdirku.
Yang aku harus pikirkan adalah
kedepannya bagaimana. Bagaimana caraku terbebas dari sini? bagaimana kalau aku
hamil? Tadi pak faisol mengeluarkan spermanya di rahimku. Meskipun rasanya
enak, hangat, apalagi aku dan pak faisol keluar bersamaan. Kehangatan itu
langsung merasuk ke sekujur tubuhku sampai2 dinginnya gunung lawu tidak terasa
lagi saat itu. Tapi efek samping dari kenikmatan itu, aku bisa hamil......
“ADUUUH GIMANA NIH” aku
berkeluh kesah sendiri dalam hati.
Sesaat ketika aku hampir
tertidur. 2 orang partner pak faisol memasuki ruangan, Pak rahmat dan Pak
Sugeng. Sementara itu aku mendengar aldi dan pak faisol sedang bercengkrama di
teras dengan ditemani rokok dan kopi.
Tunggu dulu, kenapa aku malah
fokus ke mereka. Keselamatanku sedang di ujung tanduk nih. Di kondisiku yang
lemas tak berdaya, pak rahmat dan pak sugeng mulai menggerayangi ku. “akhirnya
giliran kita dateng juga”. “lha iya pak, yaudah ayok sikat langsung, udah gk
sabar aku ngicipin badan mahasiswi cantik ini”
Kemudian pak rahmat menciumku. Pak sugeng gimana? Dia tanpa babibu menyedot puting ku. Ah tidak, aku lelah pak udah cukup. Aku lemes, tidak ada tenaga lagi untuk melawan mereka. Jangankan melawan, untuk melayani mereka pun aku tak sanggup. “kayanya emang butuh itu nih mat, kasi aja lah, lemes gini dianya. Udah di abisin ama faisol”. Pak rahmat mengambil sesuatu dari kantongnya. 2 butir obat. Obat apa ini?? Dia menyuruhku menenggak obat itu. Kemudian 2 orang itu mengakhiri permainannya. Kenapa berhenti? Pikirku. Mereka memandangku dari atas sampai bawah, seperti terkagum-kagum dengan tubuh indahku ini.
Masih dengan outfit yang sama, dres abu2 selutut motif bunga, dngan belahan sepaha, dan 1 susuku terurai tanpa sehelai benang, sementara susuku yg lain masih tertutup bajuku. Hijab hitam dan kacamata frame bening masih menempel sempurna di kepalaku. Bagian bawahku? Dress bagian bawahku tersingkap keatas. Tentu saja vagina indahku dan paha putihku terpampang jelas dihadapan mereka ber 2 karena celana legging hitam dan CD ku sudah hilang entah kemana.
Aku terlentang di hadapan mereka. Dengan
kondisi seperti itu. Mereka masih saja memandangku dengan menelan ludah dalam2.
Mungkin ini pertama kalinya mereka merasa bisa menikmati wanita muda cantik diumur
mereka yg sudah senja. Merupakan hal yg wajar kalo pria tua seperti mereka
sangat takjub dan menghargai momen seperti ini. Bayangkan saja, seorang pria
tua, dengan kondisi ekonomi yg terbilang menengah kebawah bisa menyetubuhi
wanita cantik, mulus semok yg biasanya hanya di dapat oleh pria-pria mapan.
Tapi sekarang ada di hadapan mereka dengan vaginanya terpampang jelas didepan
matanya.
Tak lama kemudian, badanku
terasa gatal, rasanya seperti sudah makan nasi 2 piring. Energiku terisi lagi,
tapi kali ini bukan hanya energi, badan-badanku terasa bergetar. Apalagi di
bagian selangkangan, rasanya gatal sekali seperti ingin kebelet pipis. Dan
benar saja, tanpa ada sentuhan sedikit pun aku orgasme banyak sekali, sampai2
membasahi kaki dan tempatku untuk telentang, bajuku makin basah dengan cairan
memekku sendiri. Ah shit, kenapa bisa situasi menjadi memburuk seperti ini.
“anjeng, ga ngrti aku kalo
efeknya bakal kaya gini, ini belum kita apa2in udah keluar dia, gimana kalo
kita hajar geng, bisa muncrat2 ini memek”
“iya mat, gila ni obat, dapet
dari mana kamu? Langsung ngaceng kontol ku cok”
“udah sikat aja lah, mumpung
masih ada efek obatnya, cma 1 jam doang ini obat abis itu bakal lemes dia”
Tanpa basa basi lagi mereka
meraba seluruh tubuhku. Menjilat pipiku, mataku. Pak rahmat mencium bibirku,
pak sugeng mengangkat sedikit jilbabku sampai leherku terlihat dan mulai
menciumnya. Menjilati leher jenjangku yg sudah terbasahi dengan keringat. Aku
masih penasaran kenapa mereka tidak ada rasa jijik sama sekali, keringat, air
vagina, air liurku, semua mereka telan. Iuuuh.
Mendapat rangsangan seperti
ini tubuhku bergetar hebat, sampai2 memekku memuncratkan lahar putih lagi,
dalam 1 menit bisa 2x muncrat. Gilaaa, apa2an ini, sebenernya obat apa ini.
Melihat vaginaku yg muncrat terus menerus sampai amat sangat becek oleh lendir
putih, pak sugeng langsung berpindah tempat, yg tadinya menjilat leherku, kini
berpindah ke selangkangan ku. Tapi...
“WOI, yg ngasi obat kan aku, kenapa situ yg minum tu meki, sini aku aja” sedikit pertikaian terjadi. Hanya gara2 rebutan minum air memekku. Sebenernya gimana sih rasanya, kok sampe2 mereka rebutan. Pak sugeng pun mengalah. Dia berpindah lagi menghabisi susuku, dan bibirku, di lumatnya bergantian. Kadang memutar mutar putingku seperti memutar tombol volume di radio. Kadang juga memasukkan jarinya dimulutku. Entah kenapa aku menikmati permainan ini, aku menjilati jarinya yg masuk ke mulutku, aku tidak peduli entah jari itu sudah cuci tangan atau belum, meskipun sempat terlihat jarinya masih hitam, bekas men-servis motor.
Pada saat itu, yg aku rasakan hanyalah kenikmatan kenikmatan dan kenikmatan. Tidak ada pikiran aku ingin melarikan diri, yg aku pikirkan hanyalah “PUASIN MEMEKKU PAK, AYO PAK, BUAT AKU MENDESAH LAGI, AKU INGIN KONTOL....TUBUH INDAHKU HANYA UNTUK BAPAK-BAPAK DISINI..AYO NIKMATI LAH TUBUHKU INI”. Pengaruh obat itu benar2 luar biasa, aku sampai lupa diri. Ketika pak sugeng menikmati bagian atas ku. Pak rahmat sibuk meminum air memekku, menjilat2i memekku dan mengelus2 klitorisku. Sesekali pak rahmat menghisap klitoris ku, kadang meniup nya.
Entah kenapa
ketika pak rahmat meniup klitorisku rasanya begitu enaaak. Aku merem melek,
mendesah. Desahanku bercampur dengan suara ciumanku dengan pak sugeng. Reflek
aku menjambak rambut putih pak sugeng. Aku mengangkat pinggulku saat itu juga
pak rahmat memeluk pantatku, membenamkan mulutnya ke memekku, sepertinya dia
tau aku akan keluar (lagi dan lagi). Aku keluar, langsung di mulut pak rahmat,
karena mulutnya menempel di memekku tanpa jarak 1 mili pun. pak rahmat meminum
air itu seperti orang kehausan di padang gurun. Tanpa sisa.
“geng, pengen ga? Seger nih
memek”
“besok aja lah, males dapet
bekas mu ahahahaha”
Besok?? Apa maksudnya??? Aku
ga bakal di bebasin setelah melayani mereka?? Tapi tunggu dulu.. kemana aldi??
Bagaimana nasibku kalo aku di sekap disini, masa depan ku gimana? Tapi ah bodo
amat, yg penting nikmati dulu saat2 ini. Aku ga mau melewatkan kenikmatan ini.
Puas pak rahmat meminum air memekku. Mereka mendudukanku. Mulai melucuti pakaian mereka masing2. Kini aku melihat 2 orang pria tua beruban telanjang bulat di depanku dengan kontol mengacung di depan mukaku. Aku tidak tahu pasti ukurannya, tapi yang jelas ga kalah gede dengan punya pak faisol. Ini sih dijamin bakalan ng-enakin memekku banget pikirku. Yg jelas pengaruh obat itu membuat pikiranku hanya terisi “kontol kontol kontol dan kontol, aku pengen kontol yg gede banget, aku ingin memekku di isi kontol”.
Reflek tanpa disuruh aku hisap 2 kontol itu bergantian, ke 2 tanganku memegang kontol mereka. Bergantiaan aku kocok dan aku hisap sambil aku duduk jongkok dan ngangkang. Tanpa sadar aku keluar lagi. Croooott, cuuuuurrrrr, begitu suara air memekku ketika muncrat ke lantai. Aku menjilat kontol pak rahmat, dari pangkalnya sampai ke ujung seperti aku menjilat es krim, entah kenapa rasa kontol saat itu tidak menjijikan sama sekali.
Yg ada di
benakku hanyalah “aku ingin menjilat kontol ini, semua bagian kontol ini ingin
ku lumuri ludahku langsung dari lidah ku tanpa tersisa. Pak sugeng menarik
kepalaku, dia tak ingin kalah. Aku jilat buah zakarnya. Aku mainkan lidahku
disitu membuat buah zakar itu bergetar2 bergelantungan karena permainan
lidahku.
Belum puas dengan itu, aku
tarik 2 kontol itu, aku masukkan ke mulutku bersamaan. Memang tidak cukup sih
untuk mulut mungilku, tapi tetap aku paksa. Nafsu membutakanku. Kontol mereka
berdempetan masuk ke mulutku, aku hisap2 dari lubang kencingnya. Sambil ku
mainkan lidah ku. Ku basahi kepala kontol itu dengan ludah dari lidahku.
Sluurrp sluuuuuurrrrrppp. Tanpa rasa jijik terus saja ku sedot.
“ANJEEEEEENG ENAK BANGET
MBAAAAK, AYO TERUUUSSSS MBAAAAK, AAAAHHH” teriakan pak rahmat. Pak sugeng hanya
terdiam merem melek sambil menggigit bibir bawahnya dan mengelus2 kepalaku dari
luar hijab hitamku. Aku maju mundurkan kepalaku seolah2 kepala ku ini adalah
vagina. Sampai2 kacamataku menabrak pangkal perut bapak2 ini. Bagaimanapun
caranya aku hanya ingin mereka terpuaskan. Aku menjadi seperti lonte merka saat
itu. Lonte yg dibayar kenikmatan. Bukan uang. Pak rahmat menarik kontolnya,
menyisakan kontol pak sugeng di mulutku. “geng, diem bentar, aku pengen tanya
ke mbak ini”
“woi mbak, pengen enak ga?
Coba bilang pengen apa?” tanya pak rahmat.
“PENGEN KONTOL PAAAK, PENGEN
KONTOL BAPAK SINI PAK PUTRI JILATIN...AYO SINIIII”
“weeee jangan dong. Servisan
mulutmu terlalu enak, bisa2 crot duluan ini di mulut embak. Memeknya ga dapet
jatah dong, hehehe” lanjut pak rahmat
“oiya. Yaudah pak masukin
kontolnya pak cepeeeet” aku langsung telentang sambil ngangkang, dan 2 jariku
membuka memekku. “AYO PAK CEPETAN, UDAH GA TAHAN”
“memeknya gatel ya mbak?” pak
sugeng masuk ke dalam percakapan ini.
“iya pak, gatellll. Garukin
dong paaak, GARUKIN PAKE KONTOL BAPAK...AYOOOOO CEPET DOOOONG AH”
“ga sabar banget ni lonte
wkwkwk”
“IYA, AKU LONTE BAPAK2
SEKALIAN. AYO BURUAN CEPET AH...BANYAK BACOT ANJENG” aku mulai emosi. Perasaan
haus akan kontol ini menghilangkan akhlakku. Selain aku sudah tidak suci lagi.
Mulutku juga kehilangan kontrol, kata2 kasar ini pertama kali terucap dari
mulutku. Sebelumnya se emosi2nya aku, aku hanya diam, nangis sambil menyebut
nama tuhan.
“woi ngegas ni cewek wkwkwk,
udah ah HAJAAARRR” kata pak rahmat.
Karena posisiku sudah
telentang dan ngangkang. Apalagi memekku sudah basah, bukan basah lagi. Ini sih
kaya ember yg udah penuh tp masih di isi, jadi air meluber kemana-mana. Auto
licin dong. Langsung saja pak rahmat menusuk memekku dengan sekali dorongan,
langsung menyentuh rahimku. “AAAAHHHHH....HMMMPPSSS, ENAK BANGET ANJENG, KONTOL
BAPAK ENAAAAK” mulutku makin barbar. “aahh iya mbak, memek mbak juga enak,
sempit banget, becek lagi...jadi anget”. Tiba2, pak sugeng
menamparku...PLAAAAAK “banyak bacot kau lonte, hormat dikit ama majikanmu”
“DIEM COK, AKU PENGEN
KONTOOOOOL” bentakku ke pak sugeng. “wah nantang ni cewek”
Pak sugeng meremas pipi kanan kiri ku, menciumku, menggigit bibirku. Kemudian, memasukkan kontolnya kemulutku dengan kasar sekali. Enta bagaimana ceritanya, yg di rangsang mulutku, tp aku udah crot lagi. Padahal pak rahmat belum mulai goyang, baru juga masukin kontol. Pak rahmat mendesah lagi...merasakan lelehan air hangat di kontolnya. Langsung saja pak rahmat memegang pinggulku, mulai memaju mundurkan kontolnya di vaginaku.
Pak sugeng juga tak ingin kalah. Dia memaju mundurkan kontolnya di
mulutku. Kini 2 lubang anggota tubuhku sudah terisi kontol. Dimulut dan di
memek, 2 lubang ini dimasukin kontol secara bersamaan. Aku memegang kontol pak
sugeng, mulai mengocok kontolnya, dan memperkecil lubang mulutku agar pak
sugeng makin terasa nikmat. Tingkahku saat itu sungguh seperti lonte. Bahkan
aku merasa lebih nakal dari lonte, bagimana tidak, yang aku pikirkan hanyalah
“ASAL BAPAK SENANG”.
Ditengah2 permainan ini, pak rahmat menarikku, dia tidur telentang dan menggendong ku. Kini posisiku menindih pak rahmat, aku di atasnya, menindihnya. Ku raih tangan kanan pak rahmat, ku arahkan ke susuku. Aku berbisik pelan “remes pak, yang enak ya”. Jelas saja pak rahmat tak menolak perintah itu. Dia langsung meremas pelan pelan, kadang pelan tapi remasannya kuat, kadang remasannya cepat. Sesekali dia mencubit putingku, membuatku mendesah lagi.
Pak rahmat langsug menggenjotku,
memompa ku lagi dari bawahku. Entah siapa yg ngajarin, aku menggerakkan
pinggulku naik turun. “diem pak, biar putri aja yg kerja” kataku. Pak rahmat
tersenyum. Melihat senyum puas pak rahmat, aku jadi makin horny. Hanya sebatas
senyum bapak2 tua saja aku makin bertambah sange, obat apa ini sebenarnya. Aku
cium pak rahmat dengan pinggul naik turun.
Sudah berlangsung beberapa menit dengan posisi seperti itu, aku jadi kasian dengan pak sugeng yg terdiam seperti menunggu antrian, sambil mengelus2 kontolnya. Aku merasa ga tega kalo liat kontol nganggur seperti itu. Tak tau setan dari mana terlintas di benakku “enak kali ya kalo pantatku dihajar juga...hmmm coba ah”. “PAK Sugeng, dari pada diem, pantatku nih pak masih nganggur, dijamin sempit kok. Ayoook sini”. Sudah jelas dong pak sugeng tidak akan nolak, melihat pantat sekal bin putih ini nungging seperti mempersilahkan kontolnya untuk masuk.
Aku dan pak rahmat
terdiam sebentar, menunggu pak sugeng untuk mengambil posisi. Pak sugeng
mendorong dress ku ke atas sampai punggungku keliatan. Tapi....dia berpindah
kedepan “mbak lonte, ludahin dulu biar licin” tanpa komentar, aku ludahin
kontol pak sugeng, aku jilat, aku cium, semua gerakan mulut aku berikan dengan
senang hati sampai kontol itu basah dengan liurku. Pak sugeng berpindah ke
belakang lagi. Menggesek2an kepala kontolnya di lubang pantatku. “eeeeek,
hmmm,” terdengar seperti pak sugeng kesusahan memasukkan kontolnya. Aku
memasang kuda2 agar badanku tidak terdorong maju ketika pak sugeng memasukkan
senjatanya. BLEEEESSSSS.... “AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA, SAKITT”
Waw, aku kira rasanya se enak
ketika memekku di masuki kontol, ternyata sakit banget gila. Tapiii....awalnya
kan memekku juga sakit waktu pertama kali di masukin kontol, tp sekarang jadi
enak banget, malah nagih. Tahan aja ah ntar juga enak. Pikirku. “katanya minta
di masukin, pas udah di masukin malah teriak2 gimana sih” komentar pak sugeng.
“iya pak, maaf. Putri tahan pak, yg penting bapak2 puas... ayo genjot pak,
putri coba tahan sakitnya”.
Tanpa sepatah katapun, 2 orang tua ini memompa kontolnya di 2 lubang senggama ku. “AAAA... AAAAHHHH, AW AW... AAAAHHH PERIH PAK, ADUUH. AAAHHH PAK BERHENTI SEBENTAR, GA KUAT PAK, SAKIT” kataku. Mereka menghentikan permainannya. Aku menarik nafas. Seperti habis jogging rasanya, nafasku tak beraturan. “yuk lanjut”. Plak plak plak. Mereka mulai memompa 2 lubang ku bersamaan. “anjeng ngimpi apa aku semalem bisa dapet cewek model begini. Liar banget cok” kata pak sugeng. “iya, mana cantik banget lagi, bodynya aduuuuh ga kuat.
Bisa seminggu aku kentu terus ni cewek” saut pak rahmat. Mendengar pujian2 itu, aku berusaha menahan sakit ini. Aku memejamkan mataku, menggigit bibirku, berusaha sebisa mungkin tak keluar rintihan kesakitan dari mulutku. Tak habis akal. Pak sugeng yg berada di bawah menggenjotku makin cepat, dan sekarang dia meraih putihku dengan mulutnya, menghisap2 puting ku dan memainkan lidahnya disana. Sementara pak sugeng yg menghajar lobang pantatku, mendorong dress ku makin tinggi, mengelus2 punggung mulusku. Aaah rasa nikmat ini bisa menutupi rasa sakitku.
Dan benar saja, lama
kelamaan rasa sakit ini mulai hilang. Perlahan perlahan perlahan perlahan
sampai akhirnya rasa sakit nya hilang total. Aku mulai bisa menikmati permainan
pantat ini. “enak juga ya” kataku dalam hati. Waw. Dibanding duelku dengan pak
faisol, perlakuan 2 orang ini, 2 orang yang menghajar memek dan pantatku
bersamaan, rasa nikmatnya berkali kali kali kali lipat di banding ketika aku
berduel dengan pak faisol. Sudah tak terhitung berapa kali aku orgasme, sampai2
kontol pak rahmat yg tadinya hitam, sekarang putih, seperti teroles mayones.
Tentu saja mayonesnya bersumber dari memekku. Pahanya pun juga basah memutih.
Ketika aku mulai menikmati, mulutku yg tadi nya menahan rasa sakit kini hanya memuntahkan kata2 “AH AH AH AH AH AAH AAAAH... HMMMMMPPSSS AAHH, TERUS PAAAK TERUUUUSSS MAKIN CEPET PAK”. Aku salut dengan bapak2 ini, meskipun di usia senjanya, masih saja bisa tahan lama. Sudah 15 menit orang2 ini memompa tubuhku, tapi masih belum menunjukkan tanda2 ingin keluar.
Baru saja aku ngomongin kemampuan mereka dalam hati, tiba2
aku merasa gerakan mereka makin cepat. PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK, suara
paha pak sugeng ketika bertabrakan dengan bokong empukku, dan paha ku ketika
bertabrakan dengan paha pak rahmat yang berada di bawahku. Pak sugeng
mencengkram bokongku. Sesekali menamparnya sampai bokongku merah membentuk
gambar tangan. Aku yakin mereka akan keluar...tapi....
Ide setan terlintas lagi di
otakku. Aku masih merasa kurang meskipun dihajar seperti ini. “PAK SUGENG, kalo
mau keluar, di memekku aja”
“lah ada kontolnya pak rahmat
gitu”
“PAKSA AJA PAK....MASUKIN
CEPET. AKU PENGEN ADA 2 KONTOL DI MEMEKKU SEKARANG, CEPETAN KEBURU CROT AYO PAK
AAAAH HMMMM” aku mendesah, pak rahmat masih memompaku.
Aku ingin sensasi lebih, aku
ingin ada kontol lagi dimemekku. aku ingin 2 sperma mereka keluar bersamaan di
dalam memekku, dan memekku juga membasahi kontol mereka, 2 cairan sperma mereka
ditambah cairan memekku bercampur aduk jadi 1 di rahimku, kehangatan itu
terbayang di pikiranku. Seketika pak sugeng memaksa lagi kontolnya masuk ke
memekku. Susah. Dia tetap memaksa, bukan dia sih, tapi aku. Aku yang memaksa
dia untuk memasukkan batang laknat itu ke dalam lubang kenikmatanku. “HAJAR
TERUS PAK, AKU PENGEN YG LEBIH. AYOOOO PAKSA PAAAAK”
BLEEESSSS.....”AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”
aku beteriak kesakitan, rasa ini...amat sangat sakit. Aku tak kuat menahan rasa
sakit ini sampai akhirnya aku tak sadarkan diri...aku pingsan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar